Antusiasme Warga Berebut Gunungan di Garebeg Mulud Tahun Ini Terbilang Tertib

Berakhir sudah rangkaian prosesi ‘Hajad Dalem Sekaten’ tahun ini. Setelah prosesi ‘Kondur Gangsa’ atau pengembalian Gamelan Sekati dari Masjid Gedhe ke dalam Keraton Yogyakarta selesai dilakukan pada Sabtu (9/11) dini hari, kemudian tiba saatnya prosesi Garebeg Mulud yang diselenggarakan pada hari Minggu (10/11) mulai dari jam 7 pagi hingga sekitar jam 12 siang.

Masyarakat lintas usia dari berbagai daerah, baik dari dalam maupun luar Daerah Istimewa Yogyakarta sejak pagi hari sudah berbondong-bondong memadati area di sekitar Keraton Yogyakarta, Alun-Alun Utara, hingga pelataran Masjid Gedhe.

Gunungan-gunungan berisi macam-macam hasil bumi, bahan pangan dan lain-lain dibawa oleh prajurit Keraton dari dalam Keraton Yogyakarta menuju lokasi pelataran Masjid Gedhe Kauman. Gunungan-gunungan mulai memasuki area pelataran Masjid Gedhe Kauman sekitar jam setengah 11 siang.

Begitu gunungan-gunungan tersebut diturunkan, ribuan masyarakat pun langsung berebut berkerumun mengambil gunungan tersebut di bawah terik matahari. Sebagian besar masyarakat percaya jika berhasil mendapatkan bagian sekecil apapun dari gunungan tersebut, konon mereka akan memperoleh keberkahan.

Amelia, salah satu pengunjung memberikan komentarnya kepada BeritaBaik seusai berebut gunungan. “Seru sih, kan nguri-uri budaya Jawi ya. ini udah acara tahunannya Jogja juga, makanya ya kita lestarikan aja. Ini tadi dapet debog (pelepah) pisang sama bambu,” katanya.

Mbah Edi dan istrinya juga ikut berkomentar. “Acara ini bagus dan sakral sekali. Kita dapet 9 bilah bambu sama makanan-makanan. Menurut kepercayaan aja, ini semua ada maknanya, semua minta kepada Allah, semoga berkah,” komentarnya.

Rizky, salah seorang warga Bantul dengan antusias berceloteh tentang kesannya dari acara ini. “Menurut saya, Garebeg Mulud ini kan suatu perayaan hari kelahiran nabi Muhammad yang setiap tahunnya digelar di Jogja. Saya sangat senang dengan acara ini walaupun dianggap agak musyrik sama orang lain tapi itu kan cuma kepercayaan aja. Tapi menurut saya, saya sangat senang. Ini tadi saya dapet bambu-bambu sama kacang panjang,” katanya.

Lain halnya dengan Ara, salah seorang warga yang tinggal di kawasan dekat Masjid Gedhe Kauman, ia mengomentari tentang suasana Garebeg Mulud tahun ini cukup berbeda dari sebelum-sebelumnya. “Tahun ini Garebeg Muludnya bisa terbilang tertib daripada tahun-tahun sebelumnya yang terlihat ricuh. Kalo dulu, gunungan-gunungan belum sempat diturunin aja masyarakat udah pada rebutan. Tapi kalo tadi, gunungan udah diturunin nyentuh pelataran masjid dulu, sempat didoain juga, baru masyarakat rebutan,” tuturnya.