Magisnya Penampilan Dewa Budjana di Malam Pembukaan ARTJOG 2019

[Artikel yang saya tulis ini pertama kali diterbitkan pada 26 Juli 2019 di website BeritaBaik.id: https://beritabaik.id/read?editorialSlug=musik&slug=1564113591247-magisnya-penampilan-dewa-budjana-di-malam-pembukaan-artjog-2019]

Yogyakarta – Festival seni ARTJOG hadir lagi nih, TemanBaik. Kali ini ARTJOG MMXIX, bakal berlangsung dari tanggal 25 Juli – 25 Agustus 2019 yang dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 – 21.00 WIB di Jogja National Museum.

Dengan membayar tiket masuk seharga 50ribu rupiah, TemanBaik bisa melihat festival seni komtemporer yang diikuti oleh 39 seniman seni rupa baik individu dan kelompok yang berasal dari dalam dan luar negeri.

Pada pembukaannya, Dewa Budjana diplot sebagai penampil. Hanya saja malam itu ia tidak hanya tampil seorang diri sebagai gitaris, tapi juga membawa beberapa musisi untuk berkolaborasi. Sebut saja Rega Dauna (harmonica), Asteriska, Irsa Destiwi (pianis), Yandi Andaputra (drummer), Shadu Shah Rasjidi (bass), serta Jaeko Siena (perkusi).

Membawakan 8 judul lagu, Dewa Budjana membuka penampilannya di ARTJOG MMXIX,  dengan menyanyikan lagu ‘Dreamland’ yang di-medley dengan lagu ‘Joged Khayangan’. 

Repertoir selanjutnya adalah lagu ‘On The Way Home’. Tiga lagu pertama yang dibawakan oleh personel Gigi ini merupakan lagu instrumental alias tanpa vokal. Agaknya penampilan ia di awal cukup untuk memanaskan suasana, sehingga mulai membawa penonton terhanyut akan suasana malam itu.

Walau Dewa Budjana kerap dikenal sebagai seorang musisi yang kalem dan cenderung pendiam, namun di sela-sela penampilannya ia sempat menyapa para penonton dengan hangat seperti menanyakan kabar penonton, memperkenalkan diri, lalu mengekspresikan bagaimana perasaannya dapat dilibatkan menjadi salah satu pengisi acara ARTJOG MMXIX, dan tak lupa ia juga memperkenalkan teman-temannya yang diajak kolaborasi malam itu.

Setelah memberikan sepatah dua patah kata dan berinteraksi dengan penonton, ia lalu memanggil Asteriska untuk membantu mengisi vokal pada dua repertoir selanjutnya yaitu lagu ‘Gangga’ dan ‘Karma’.

Atmosfer magis semakin terasa ketika petikan gitar dari Dewa Budjana dan harmonisasi dari semua instrumen pendukung bersatu dengan alunan vokal yang melengking nan powerful dari Asteriska.

Seusai membawakan lagu ‘Karma’, Dewa Budjana kembali membawakan dua lagu yang bersifat instrumental yaitu ‘Queen Kanya’ dan ‘Jayaprana’ yang keduanya terdengar sangat kompleks alias mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi untuk memainkannya, namun semua itu tetap terasa harmonis di telinga.

Sebagai penutup, Asteriska kembali dipanggil untuk naik ke atas panggung oleh Dewa Budjana untuk mengisi vokal di lagu ‘Hyang Giri’ yang jadi repertoir terakhir.