‘Sewindu Bercerita’, Kisah Perjalanan Berkarya Lulu Lutfi Labibi

[Artikel yang saya tulis ini pertama kali diterbitkan pada 20 September 2019 di website BeritaBaik.id: https://beritabaik.id/read?editorialSlug=seni&slug=1568948486458-sewindu-bercerita-kisah-perjalanan-berkarya-lulu-lutfi-labibi]

Yogyakarta – Bagi TemanBaik yang gemar mengikuti dunia fashion pasti sudah enggak asing lagi dengan Lulu Lutfi Labibi, seorang desainer Indonesia asal Yogyakarta yang dikenal dengan karakteristik teknik draping, di mana kain dililit, ditumpuk, atau diikat dengan cantik. Karya Lulu Lutfi Labibi memang seakan terlihat hidup dengan imajinasi pemakainya, baik itu dress, celana, jaket, semuanya tak terlihat tak sederhana.

Keuntungan dari teknik draping salah satunya dapat membuat Lulu berkreasi sendiri dengan pakaiannya, diikat sana, diikat sini, dengan tambahan belt atau aksesori yang sangat memungkinkan untuk banyak di-mix and match, sehingga tidak akan membosankan.

Pameran bertajuk ‘Sewindu Bercerita’ dihelat selama 15-20 September 2019 di lantai dasar Jogja National Museum yang beralamat di Jalan Profesor Ki Amri Yahya No.1, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta.

Melewati pintu masuk pameran di sisi sebelah kanan, pengunjung langsung disambut dengan tulisan ucapan terima kasih yang ditulis oleh Lulu Lutfi Labibi. Ia bertutur, “Tahun 2019 mengajak saya untuk lebih banyak bersyukur dalam setiap langkah dan hela napas, tahun ketika proses perjalanan bertemu ‘delapan’ yang utuh dan menggenapkan. Tahun 2011 adalah titik awal saya bercerita, mengumpulkan doa-doa, meminta restu kepada Ibu, dan berbagi mimpi dengan adik yang selalu mengantarkan saya naik kereta ke ibukota. Pada tahun inilah, untuk pertama kalinya saya menjahit sebuah nama pemberian Bapak di tengkuk baju rancangan saya.”

Bagi Lulu, perayaan sewindu ini adalah momen untuk merayakan rasa syukur bahwa perjalanan berkarya selama delapan tahun ini telah memberikan banyak sekali pelajaran hidup dengan segala gelap dan terang yang menjadikannya kuat berdiri sampai hari ini. Lulu juga berterima kasih kepada @santi_santi_santi @indieguerillas selaku art director pameran ‘Sewindu Bercerita’.

Karya terbaru ini adalah rangkaian koleksi LULU LUTFI LABIBI Spring/Summer 2020, berjudul ‘Sewindu Bercerita’. “Saya memilih kata bercerita karena setiap koleksi yang saya bangun selalu memiliki cerita di dalamnya. Bagi saya, tema yang dekat dalam keseharian adalah jembatan untuk mendekatkan karya saya sehingga tidak lagi berjarak dengan semua orang yang menikmatinya. Koleksi ini adalah rangkuman delapan tahun perjalanan fisik dan batin; rangkuman visual dan rasa,” tulis Lulu.

Windy Ariestanty, seorang penulis sekaligus salah satu sahabat Lulu, mengungkapkan bahwa ‘Sewindu Bercerita’ bukan tentang perayaan delapan tahun berkarya, melainkan merupakan kisah perjalanan mengolah rasa dan asa dua orang kakak-adik: Lulu Lutfi Labibi dan Hamie Effendi dalam merawat sebuah busana bernama ‘LULU LUTFI LABIBI’. Sebuah syukuran untuk doa-doa yang menjelma nyata serta tak menepinya kepercayaan kepada diri sendiri dan satu sama lain.

Saat BeritaBaik berkunjung ke pameran, terdapat motif-motif lurik dan batik yang Lulu ciptakan dari tahun ke tahun bersatu padu dalam ‘Sewindu Bercerita’ ini. Lurik bernama Baur Rupa, Duka Luruh, Langit Senja, dan lainnya, seperti keluarga besar yang bertemu dalam sebuah perayaan doa bersama.

Dalam ‘Sewindu Bercerita’, Lulu mengolah perca lurik dan batik yang ia kumpulkan selama delapan tahun. Perca lurik dan batik dipotong kecil dan memanjang, kemudian ditenun kembali. Perca menyelusup di antara ketukan benang pakan dan lungsi yang dikerjakan dengan tangan dalam proses menenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). “Bagi saya, menyatukan perca adalah cara menenun kenangan dalam gulungan kain, sehingga saya bisa membagi kenangan ini kepada semua orang yang memakainya.

Dalam pameran ‘Sewindu Bercerita’ terdapat pula ‘Ruang Arsip’ yang berisi goresan sketsa, kertas pola, foto Lookbook dari tahun ke tahun yang meninggalkan kenangan, rasa, dan cerita yang merangkum perjalanan karya dan menjadi proses untuk belajar Lulu, dimulai dari tahun 2011-2019.

Selain itu, pengunjung dapat melihat film pendek berjudul ‘Gedangsari Berlari’ yang dibuat tahun 2016, hasil kolaborasi Lulu bersama Raditya Bramantya dan Eandaru Kusumaatmaja. Pengunjung juga dapat memasuki ‘Ruang Perjalanan’ yang merupakan koleksi Lulu Spring/Summer 2017, sebuah perjalanan fisik maupun batin yang melahirkan Lurik ‘Baur Rupa’, ‘Duka Luruh’, ‘Langit Senja’, dan beberapa nama lurik lainnya yang mendampingi Lulu melihat dunia.

Karya-karya lain yang bisa dinikmati oleh pengunjung antara lain, ‘Ruang Hypecyclus’ yang merupakan ruang kolaborasi bersama Indieguerillas pada tahun 2017, ‘Petruk Jadi Supermodel’ hasil kolaborasi bersama Indieguerillas pada tahun 2015, ‘Jantung Hati’,’ Tirakat’, ‘Persimpangan’, dan ‘Tepian’.